Si Alay

     Mungkin hari ini saya akan bercerita tentang diriku sendiri, yang kata temen-temen saya adalah si alay, si alay dari gua hantu. Hahahaha. . . . .kenapa jadi senyum-senyum sendiri kayak gini!. Ah. . .jangan sampai saya gila gara-gara panggilan itu. Kalau boleh saya berpendapat tentang diri saya sendiri, yang jelas saya itu humoris banget, pengertian, perhatian, rendah hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Sudahlah, kalian nggak usah muntah-muntah seperti itu, kalian terima saja kenyataan pahit ini.
    Bahwa saya lebih alay dari pada kalian, emm . . . .ujung-ujungnya saya juga yang alay. Kalau difikir-fikir lagi, kenapa saya bisa dianggap alay sama kalian, apa kalian iri sama saya karena saya bisa ngalay sedangkan kalaian tidak?. Tuh kan, mulai muntah-muntah lagi. Kalu sudah gini caranya, sekarang siapa coba yang alay?. Sebenarnya saya ingin jujur sama kalian, tapi kalian harus terima dengan kejujuran saya ini. Kalian sebagai keluargaku, harusnya bisa menebak apa yang menyebabkan aku ngalay. Atau, mungkin, bisa ngerti dengan sendirinya kalau yang menyebabkan saya begini adalah cinta.
    Semenjak saya jatuh cinta, saya merasa ada yang berbeda dengan hidup ini. Kehidupan yang saya rasa monoton, dan tidak memiliki kesan sama sekali. Dan ketika itu, semua berbalik seratus derajat dari biasanya, semangat, bahagia, dan keberanian timbul begitu saja. Semua yang rasanya berat terasa ringan tanpa ada sedikitpun beban. Kaki dan tangan ini, seolah memiliki magnet yang mampu menarik apa saja dengan mudahnya.

    Dan hingga akhirnya, semua hilang tanpa jejak. Kata cinta itu seakan menjijikkan untuk diingat lagi. Saya galau, mungkin galau sampai tingkat yang tidak memiliki level. Semakin hari, saya seperti orang ling-lung, suka pelupa, dan kadang suka jerit-jerit sendiri. Astaghfirullah. . . .terlalu berlebihan mungkin.
    Lama dan lama, saya fikir dari situlah kealayan saya muncul. Akibat cinta yang menjijikkan dengan semua rayuannya. Semangat, bahagia, dan keberanian, semua hanya hiasan semata. Dan . . .yah. . .saya sadar teman-teman, saya memang alay. Hemmh. . . .menyedihkan.
                         
                                                                                                                                Bersambung. . . . .

Komentar

  1. untuk temen - temen cukup dia yang menjadi contoh. kalian bersama saya baik - baik saja ya.

    dada katin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer